Kamis, 23 Agustus 2007

musik klasik bagi bayi

Gw percaya kalo musik klasik itu bisa bikin otak janin (bayi bisa bikin pinter).....
Sebenernya sih bukan musik klasik aja, ....... Dengerin baca Al-Qur'an pun bisa pinter.
tapi untuk postingan kali ingin, gw kasih berita tentang musik klasik yang gw kutip dari macam2 sumber, moga bermanfaat.

MUSIK KLASIK
1. Defenisi
Menurut Campbell Musik adalah bagian tertinggi dari budaya dan ekspresi manusia. Musik memungkinkan kita merasa berhubungan dengan sesuatu yang lebih tinggi .
Musik klasik adalah musik yang memiliki irama teratur dan nada-nada yang teratur serta bervariasi dan kaya akan nada-nada dari lembut sampai keras dan dari lambat sampai cepat .
Musik klasik memiliki struktur musical yang lebih kompleks. Para bayi, bahkan sejak berusia 3 bulan, dapat merasakan struktur tersebut dan bahkan mengenali kelompok musik klasik yang telah pernah mereka dengar sebelumnya .

2. Teori Pengaruh Musik
Teori tentang pengaruh musik baru dikembangkan pada abad ke-20. Untuk dapat memahami lebih mendalam tentang pengaruh musik terhadap kesehatan pada umumnya dan terhadap kecerdasan pada khususnya, perlu diketahui beberapa teori yaitu :
a. Teori roda suasana hati (The Mood Wheel)
Pengaruh musik terhadap emosi atau suasana hati dikelompokkan dalam 8 kelompok yaitu :
1) Kelompok 1 : Spiritual, angkuh, mencekam, mulia, suci, sungguh-sungguh, serius, ikhlas.
2) Kelompok 2 : Mengharukan, sedih, duka, tragis, murung, frustasi, tertekan, sedih, perasaan kabut,. hati berat dan keadaan gelap.
3) Kelompok 3 : Suasana mimpi, menyerah, lembut, sentimental, ingin sekali, mendamba, memohon, mudah mengerti.
4) Kelompok 4 : Liris, santai, puas, damai, tenteram, tenang, meredakan.
5) Kelompok 5 : Penuh humor, suka bermain, tanpa berpikir lagi, penuh suka, antic, sangat halus, ringan, luwes.
6) Kelompok 6 : Gembira, menyenangkan, riang, bahagia, cerah, terang.
7) Kelompok 7 : Menghibur, melonjak, rasa menang, dramatik, penuh perasaan, sensasional, risau, mendebarkan hati, tergesa-gesah, menggelisahkan.
8) Kelompok 8 : Penuh semangat, kuat, perhatian khusus, suasana perang, pertimbangan, megah, mendebarkan hati
b. Teori psikosintesis
Teori ini membagi pikiran manusia menjadi 4 tingkatan yaitu atas sadar, sadar, tidak sadar, dan di bawah sadar.
c. Teori model 4 kuadran otak.
Teori ini membagi otak manusia menjadi 4 kuadran pilihan berpikir, yaitu Belahan Otak Kiri (A), Sistem Limbik Kiri (B), Sistem Limbik Kanan (C) dan Belahan Otak Kanan (D). Setiap kuadran memiliki pilihan berpikir yang berbeda, yaitu :
1) Kuadran A untuk pemikiran logis, factual, kritis, teknis, analitis, kuantitatif.
2) Kuadran B untuk pemikiran konservatif, terstruktur, runtut, terorganisir, terperinci dan terencana.
3) Kuadran C untuk pemikiran antar manusia, kinestetik, emosional, spiritual, berdasarkan pengindraan dan perasa.
4) Kuadran D untuk pemikiran visual, menyeluruh, intuisi, inovatif, konseptual dan imajinatif.
d. Teori 2 belahan otak
Teori ini memisahkan kemampuan belah otak kiri dan kanan. Secara umum dapat dijelaskan bahwa masing-masing belahan otak mempunyai cara berpikir dan daya mengingat yang berbeda.

3. Kemampuan Otak Kanan dan Kiri
Secara garis besar, otak kanan dan otak kiri mempunyai kemampuan sebagai berikut : otak kanan mendengar musik, memanfaatkan paduan warna menarik, menciptakan aneka simbol baru, belajar kelompok, teka-teki, humor, lelucon dan kreatifitas. Otak kiri membaca, berhitung, membuat rangkuman, mengerjakan PR, menganalisa, membuat penalaran dan menghafal. Teori pendidikan terbaru mengatakan otak akan bekerja optimal apabila kedua belahan otak ini dipergunakan secara bersama-sama; otak kanan, yang memiliki spesifikasi berpikir dan mengolah data seputar perasaan, emosi, seni dan musik.
Sementara otak kiri berfungsi mengolah otak seputar sains, bisnis dan pendidikan. Penggunaan otak kiri, merupakan spesifikasi cara berpikir yang logis, dan rasional. Cirinya ia sangat teratur, sangat tepat untuk memikirkan keteraturan dalam berekspresi secara verbal, tulisan, membaca, penempatan data dan fakta. Sementara cara berpikir anak yang menggunakan otak belahan kanannya adalah sifatnya acak, tidak teratur, intuitif dan menyeluruh, ia mewakili cara berpikir non verbal, seperti perasaan dan emosi, kesadaran, penggunaan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreativitas dan visualisasi.

4. Efek Mozart
Dengan memperdengarkan Mozart secara teratur semenjak masa kehamilan, akan banyak efek positif yang bisa didapat. Di antaranya:
a. Ibu dapat berkomunikasi dan bersambung rasa dengan janin sejak dalam kandungan.
b. Merangsang pertumbuhan otak janin dalam rahim dan pada awal masa kanak-kanaknya.
c. Memberikan pengaruh positif dalam hal persepsi emosi dan sikap sejak sebelum dilahirkan.
d. Menyediakan pola yang baik tempat ia dapat membangun pemahamannya tentang dunia fisik.
e. Mengurangi tingkat ketegangan emosi atau nyeri fisik, bahkan ketika ia masih bayi.
f. Meningkatkan perkembangan motoriknya, termasuk lancar dan mudahnya ia belajar merangkak, berjalan, melompat, dan berlari.
g. Meningkatkan kemampuan berbahasanya, termasuk perbendaharaan kata, kemampuan berekspresi, dan kelancaran berkomunikasi.
h. Memperkenalkannya dengan dunia yang lebih luas dalam hal ekspresi emosi, kreativitas, dan keindahan estetik.
i. Meningkatkan kemampuan sosialnya.
j. Meningkatkan keterampilannya dalam membaca, menulis, matematika, dan keterampilan akademik lain, selain kemampuannya untuk mengingat dan menghapal.

k. Memperkenalkannya dengan kegembiraan dalam pergaulan
l. Membantunya menciptakan kesadaran yang kuat atas jati dirinya.

5. Pengaruh Ibu Hamil Kepada Janinnya
Musik dan bunyi berpengaruh baik positif maupun negatif kepada pikiran, emosi dan kondisi kejiwaan seorang wanita hamil. Tingkat stresnya, gairah hidupnya, kecemasannya, atau emosi lainnya secara umum tidak hanya menentukan laju degup jantungnya, kualitas pernafasannya, sikap tubuhnya, dan aspek-aspek fisik lain yang pada gilirannya berpengaruh kepada bayi dalam kandungannya, tetapi semua itu juga menyebabkan diproduksinya hormon-hormon yang diberikan melalui plasenta dan masuk ke dalam peredaran darah bayi. Apabila campuran hormon sang ibu biasa mencerminkan sikap bahagia, sayang, dan kondisi mental yang relatif santai, campuran itu langsung diberikan kepada bayinya. Apabila hormon-hormonnya sering sekali mencerminkan kondisi ketakutan atau putus asa, bayinya juga menerima pesan tersebut. Dengan cara ini, struktur kimiawi tubuh yang paling mendasar pada bayi dibentuk, sedikit demi sedikit oleh emosi-emosi ibunya.


6. Pengaruh Musik Klasik Terhadap Perkembangan Otak Janin
Kecerdasan musik, matematika, linguistik dan emosional berkembang secara bertahap. Proses perkembangan ini membutuhkan rangsangan sebagai dorongan. Sejak janin, dengan dorongan-dorongan stimulus ini, terjadilah proses penyambungan neuron. Semakin banyak terjadi penyambungan neuron, akan memunculkan pengalaman yang lebih luas dan kecerdasan yang lebih meningkat.
Dari penelitian para pakar menyatakan bahwa janin pun sudah butuh stimulasi mental, yaitu sejak empat bulan dalam kandungan. Adapun stimulasi yang perlu diberikan kepada janin tidak hanya bersifat fisik motorik (yang secara intuitif sudah dilakukan oleh para ibu yang hamil, ketika mereka mengelus-elus bayinya lewat perut mereka), tetapi juga yang bersifat kognitif (misalnya berbicara dan bercerita kepada janin) dan efektif (menyentuh perasaan bayi).
Janin bisa menangkap, mengenali dengan akrab sekaligus bereaksi terhadap suara-suara musik yang didengarnya. Bila musik lembut yang diperdengarkan, gerakan janin akan sangat lambat. Namun bila musik keras yang diperdengarkan, janin akan menendang-nendang dengan kuat. Menurut seorang peneliti, janin sebenarnya sudah dapat memilih jenis musik yang disenanginya.
Lagu yang paling disenangi janin adalah lagu-lagu yang tenang seperti karya Mozart dan Vivaldi. Mendengarkan alunan musik yang tenang ternyata membuat jantung si janin berdenyut dengan tenang. Tetapi, begitu mendengar musik yang ribut dan keras, denyut jantungnya mendadak lebih cepat dan tidak teratur .
Dasar-dasar musik klasik secara umum berasal dari ritme denyut nadi manusia sehingga ia berperan besar dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, bahkan raga manusia. Musik yang bernada fluktuasi tinggi dan rendah akan merangsang kuadran C pada otak. Sampai usai 4 tahun kuadran B dan C pada otak anak-anak berkembang sampai 80% dengan rangsangan musik.
Stimulus memberikan musik pada bayi sedini mungkin saat berbentuk janin, ibu sudah mulai berkomunikasi akan memberikan pengaruh positif dalam merangsang otak janin sehingga kelak akan mempengaruhi persepsinya, emosi dan sikapnya di kemudian hari. Selain itu memberikan pengaruh dalam kemampuan sosial, keterampilan membaca dan menulis. Bayi yang akrab dengan musik sejak dalam kandungan biasanya akan lebih terbuka, periang, dan memiliki kesadaran yang kuat akan jati dirinya.
Penelitian membuktikan bahwa musik, terutama musik klasik sangat mempengaruhi perkembangan IQ (Intelligent Quotient) dan EQ (Emotional Quotient). Seorang anak yang sejak kecil terbiasa mendengarkan musik akan lebih berkembang kecerdasan emosionalnya dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan musik. Yang dimaksud di sini adalah musik yang memiliki irama yang teratur, dan nada-nada yang teratur, akan meningkatkan kedisiplinan, karena ritme teratur akan memberi perasaan lebih enak dan enteng, yang mempengaruhi untuk menerima respon yang terkontrol

7. Waktu yang Tepat Pemberian Terapi Musik
Seperti sudah kita ketahui, otak janin sudah bekerja di usia kehamilan 16 minggu. Setelah melalui proses pembentukan, kesempurnaannya terjadi di usia kandungan 18-20 minggu. Di usia inilah, terapi musik paling baik mulai dilakukan, karena perlengkapan pendengaran janin sudah semakin sempurna. Namun, sejak di trimester pertama pun ibu sudah boleh melakukannya, meski janin belum dapat bereaksi. Terapi ini lebih ditujukan kepada ibu untuk mengurangi kadar stres saat menjalani masa mual-muntah.
Untuk anak, terapi musik paling efektif diterapkan sejak di dalam kandungan hingga usianya 3 tahun. Karena selama periode itu, otak anak mengalami pertumbuhan dan kemudian perkembangan yang amat pesat. Namun, bukan berarti di usia selanjutnya terapi musik tidak akan membawa manfaat, hanya saja potensi rangsangannya semakin berkurang dari tahun ke tahun. Jadi, sampai usia berapa pun musik tetap bermanfaat. Namun, jika tujuannya untuk merangsang kecerdasan sebaiknya jangan sampai lewat dari usia 8 tahun
Sedangkan menurut Hardywinoto, pada saat hamil muda, sejak usai janin di kandungan 18 minggu, hingga anak berusia 2 tahun, setiap hari perlu diperdengarkan musik klasik gubahan Mozart selama ½ jam. Mulai dari usia 3-4 tahun, anak perlu diberi pelajaran musik, bahkan lebih baik lagi untuk belajar memainkan instrumen musik pada seorang guru musik yang baik.

8. Cara Melakukan Terapi Musik Klasik
Sebaiknya ibu berkonsultasi dulu dengan terapis profesional untuk mendapatkan pengarahan, seperti apa manfaatnya, kapan harus dilaksanakan, dan bagaimana caranya secara terperinci. Tentu saja agar terapinya berjalan efektif dan optimal. Selanjutnya, ibu bisa mempraktekkannya di rumah sambil membaca berbagai referensi yang memang sangat penting diketahui.
Tiga tahapan pendahuluan dari terapi musik yang bisa dijadikan pedoman saat ibu melakukannya di rumah.
a. Relaksasi Fisik.
Untuk mencapai relaks secara fisik, ibu dapat menggunakan teknik progresif relaksi. Pada tahap ini ibu yang sedang hamil harus mengendorkan dan mengencangkan otot-otot tubuh secara berurutan sambil mengatur nafas. Relaksasi ini sangat dibutuhkan agar musik bisa dicerna dengan baik dan dapat tersalurkan ke seluruh anggota tubuh.
Pilihlah posisi yang paling nyaman, bisa sambil tiduran ataupun duduk. Bila ibu lebih bisa berkonsentrasi pada musik dengan posisi duduk, ambillah posisi ini. Demikian pula dengan posisi tiduran.
b. Relaksasi Mental
Setelah relaksasi fisik maka saatnya untuk masuk ke tahapan relaksasi mental. Di tempat terapi, selama tahapan ini awalnya ibu hamil dipandu instruktur terapis dengan kata-kata yang bersifat sugesti. Tujuannya untuk membawa ibu ke suasana di mana mereka bisa melupakan ketegangan dan kecemasan yang dirasakan selama kehamilan. Agar sampai ke tujuan, ibu dianjurkan untuk berkonsentrasi. Musik yang mengiringinya tentu saja yang bisa membangkitkan perasaan relaks. Selanjutnya, dengan mengikuti instruksi yang sudah pernah didapat, ibu dapat melakukannya sendiri di rumah.
c. Stimulasi atau Rangsangan Musik pada Janin
Untuk memperoleh manfaat maksimal dari terapi ini, ibu dianjurkan untuk mendengarkan musik dengan konsentrasi dan kesadaran penuh. Alunan suaranya mesti bisa merasuki pikiran ibu tanpa ada gangguan berupa ketidakstabilan emosi, suara berisik, dan kurang konsentrasi.
Saat mendengarkan musik, ambil posisi sekitar setengah meter dari tape atau dapat menggunakan walkman. Usahakan volume suaranya jangan terlalu keras ataupun lemah, tetapi sedang-sedang saja. Intinya, volume tersebut dapat menyamankan dan membuat ibu bisa berkonsentrasi penuh. Sesekali, boleh menempelkan earphone ke perut ibu agar janin bisa mendengar lebih jelas .

Tidak ada komentar: