Senin, 16 Maret 2009

dibalik fenomena facebook





MARK Zuckerberg, Pendiri facebook

Semua orang yang maen internet pada tergila2 fenomena facebook...

Jaringan sosial ini telah membuat banyak orang lupa segalanya.....

yang penting membangun jaringan, tapi apa yang terjadi pada pendiri facebook itu sendiri?

Inilah ceritanya.....

MARK Zuckerberg pendiri Facebook mendapat tuntutan hukum dari ConnectU, atas tuduhan pencurian ide jaringan sosial tersebut.

ConnectU melakukan tuntutan ini karena menilai Zuckerberg mengambil ide dan gagasan Tyler and Cameron Winklevoss dalam mendirikan Facebook. Ide itu diklaim milik mantan teman sekamar Mark Zuckerberg saat masih kuliah.

Mark Zuckerberg dituntut dengan nilai uang sebesar 65 juta Dolar AS atau setara dengan Rp 715 miliar (kurs Rp 11.000).

Firma hukum Quinn Emanuel Urquhart Oliver & Hedges ditunjuk untuk menjalani proses hukum ini.
Mereka juga telah mengumumkan kasus ini pada iklan brosur bulan Januari, dan telah mempersiapkannya sejak tahun lalu. Di antaranya penyelesaian sebesar 65 juta dollar Amerika dengan Facebook.

Pengacara Quinn Emanuel yang mewakili ConnectU dalam penuntutan perkara yang penyelesaian pada bulan Juni tahun lalu.

Persyaratan finansial dalam penyelesaian perkara ini telah diumumkan dokumen pengadilan dan tidak diungkapkan oleh Facebook. “Kami tidak bisa memberikan keterangan dalam sebuah perjanjian rahasia,” kata Facebook

Pendiri ConnectU Tyler and Cameron Winklevoss mengklaim telah mendaftar kepada Zuckerberg untuk menyelesaikan kode software situs jaringan sosial ketika mereka masih menjadi mahasiswa Harvard tahun 2003.

Zuckerberg, mahasiswa tahun kedua pada waktu itu , mengambil kode dan gagasan mereka lalu mendirikan Facebook pada bulan Februari tahun 2004, dan mengakhiri perjanjian mereka, berdasarkan tuntutan hukum ConnectU’s.

Pengacara dan penasehat hukum pendiri Facebook dan ConnectU mengadakan negoisasi penyelesaian yang mencakup pembelian ConnectU oleh Facebook yang dirahasiakan jumlah uang tunai dan sahamnya, berdasarkan dokumen pengadilan.

Perjanjian ini meminta semua pihak menjaga rahasia rincian atau membayar penalti multi-juta dolar Amerika.

Sumber : KASKUS.US



Kamis, 05 Maret 2009

Pentingnya ASI


Maaf, fotonya, ini bukan pornografi tapi education.


ASI (Air Susu Ibu) memang merupakan gizi yang paling baik bagi bayi baru lahir.
Anakku sebagai Laboratorium perawatan bayi menunjukkan hal tersebut.

Yang sulung, tidak minum ASI sejak lahir tapi minum susu formula. Bener2 capek dibuatnya...
malam hari sebentar2 minta minum2, terpaksa termos air dibawa ke kamar.
Sulung ini cuma 2-3 hari minum ASI, selebihnya tidak mau. Tidak ada alasan yang jelas.
Ibunya sendiri juga bingung.

Sementara yang kecil, justru sebaliknya..
Tidak mau makan atau minum susu formula sejak lahir sampai kira2 umur 1 tahun...
Dan setelah umur 1 tahun baru mau makan nasi, itu pun dengan rayuan maut...
Habisnya, kadang ibunya tidak sanggup memenuhi permintaan ASInya..
Kuat banget minum ASI...

Tapi perkembangan keduanya sedikit berbeda, walaupun keduanya gw akui pinter-pinter.
diatas kemampuan rata-rata, bahkan si sulung langganan juara kelas di SD.
Sedangkan si kecil, walaupun umurnya paling kecil di TK (3,5 tahun), waktu pembagian raport dapet 5 besar dari 35 siswa. Prestasi yagn lumayan.


Tapi aku saranin buat ibu dan bapak2 yang punya bayi... terusin pemberian susunya.
biar anak sehat, kuat, dan pinter.

Nih... artikelnya...

Mencerdaskan Anak dengan ASI
Gizi.net - Memberi ASI secara eksklusif dalam jangka panjang mempertajam pengembangan daya pikir anak.

Kasih ibu sepanjang masa. Ungkapan ini agaknya akan kian terbukti jika memiliki hasil penelitian terbaru mengenai air susu ibu (ASI). Penelitian ini kian menguatkan pendapat bahwa ASI ketika dewasa akan lebih cerdas dari bayi yang hanya diberikan susu formula.

Tim peneliti di Universitas McGill, Kanada, menemukan bahwa bayi yang mendapat ASI memiliki hasil lebih baik pada tes intelligent quotient (IQ) pada usia enam tahun. Tetapi para peneliti tidak yakin apakah hal itu disebabkan oleh air susu ibu itu sendiri atau dari kedekatan hubungan ibu dengan bayinya ketika menyusui.

Penelitian terhadap hampir 14 ribu anak ini adalah yang terbaru dari serangkaian laporan yang menemukan kaitan positif ASI dan kecerdasan. Studi terbaru ini memasukkan faktor kecerdasan dengan cara mengikuti perkembangan anak-anak yang lahir di sejumlah rumah sakit di Belarus, yang meluncurkan kampanye ASI.



Namun demikian, ada satu masalah yang dihadapi pada penelitian tersebut. Yaitu, kesulitan dalam menemukan apakah hasil itu terkait dengan kebiasaan menyusui di kalangan ibu dari keluarga yang lebih makmur dan apakah keadaan sebuah keluarga menjadi faktor sebenarnya yang menentukan pembentukan kecerdasan anak.

Menurut laporan Archives of General Psychiatry seperti dilansir BBC News, para ilmuwan asal Kanada itu menemukan fakta bahwa bayi-bayi yang diberi ASI saja selama tiga bulan pertama, walaupun banyak di antaranya juga mendapat ASI sampai 12 bulan, mencapai angka rata-rata 5,9 dalam tes IQ. Para guru juga menilai anak-anak itu memiliki kemampuan akademik lebih tinggi dalam membaca dan menulis, dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mendapat ASI

Kepala penelitian itu Profesor Michael Kramer mengungkapkan, memberi ASI secara eksklusif dalam jangka panjang tampaknya mempertajam pengembangan daya pikir anak. ''Meski perbedaan itu terlihat, masih belum jelas apakah keuntungan yang kami amati dari ASI itu disebabkan oleh zat yang terdapat di dalam air susu ibu atau terkait dengan kedekatan hubungan fisik dan sosial antara ibu dan bayi dalam proses menyusui,'' jelasnya.

Kandungan asam lemak (fatty acid) di dalam ASI selama ini diduga meningkatkan kecerdasan, tetapi laporan itu mengatakan aspek kedekatan fisik dan batin dalam proses menyusui mungkin mendorong perubahan permanen pada otak bayi yang sedang berkembang. Para peneliti juga mengatakan, menyusui bayi mungkin meningkatkan interaksi dengan kata-kata dari ibu ke anak, yang bisa membantu pengembangan kemampuan otak bayi. ''Pemberian ASI harus terus digiatkan,'' tegasnya.

Tak hanya persoalan kecerdasan, selama ini pemberian ASI sebenarnya juga disebut-sebut memberikan gizi lengkap secara alami. Pasalnya, air susu ibu memberikan juga banyak keuntungan penting. Keseimbangan yang tepat antara protein, karbohidrat, lemak, dan mineral menyebabkan air susu ibu mudah dicerna, sehingga jarang sekali menimbulkan gangguan pencernaan seperti diare.

Di Inggris, pemerintah merekomendasikan para ibu untuk menyusui bayinya selama enam bulan pertama. Tetapi, penelitian itu memperlihatkan meski tiga perempat ibu pada awalnya memberikan ASI kepada bayinya, hanya satu dari empat ibu yang tetapi memberi ASI hingga enam bulan. Rosie Dodds, dari organisasi kesehatan anak dan bayi, National Childbirth Trust, mengatakan, penelitian tersebut sudah jelas menambah dan menguatkan bukti positif dari manfaat air susu ibu. ''Dan menurut saya, yang dibutuhkan sekarang adalah upaya lebih besar untuk mendukung program tersebut,'' cetusnya.

Namun demikian, Dodds menyatakan, satu masalah yang dihadapi saat ini adalah sebagian penelitian yang telah dilakukan masih menghadapi kesulitan dalam menemukan apakah persoalan kecerdasan itu terkait dengan kebiasaan menyusui di kalangan ibu dari keluarga yang lebih makmur. Dan, apakah keadaan sebuah keluarga menjadi faktor sebenarnya yang menentukan pembentukan kecerdasan anak.