Sabtu, 29 November 2008

Tetralogi (buku keempat): buku maryamah karpov




Jum'at, 29 Nopember 2008 adalah rilis dari novel yang ditunggu tunggu pecinta novel Indonesia yaitu Maryamah Karpov karangan Andrea Hirata. Saat ini toko toko buku modern di Jakarta sudah memajang puluhan novel tersebut mencolok di depan pintu, seperti terlihat pada gambar di atas adalah di toko buku Trimedia Mal Ambasador. Anda bisa mendapatkannya dengan merogoh kocek sebesar Rp. 79.000,- Di hadapan ratusan pengunjung yang memadati ruang terbuka MP Book Point, Cipete, Jakarta Selatan, Jumat (28/11) malam, aktor monolog Iman Soleh berdiri, membacakan buku karya Andrea Hirata yang masih hangat meluncur, Maryamah Karpov.

Di hadapannya ada selembar kertas, ia pun mulai membacanya, “Bus Bang Zaitun adalah GMC besar serupa roti. Tempat duduk depan amat panjang, jika didesak-desakkan bisa muat lima orang, termasuk sopir. Kisahnya setelah melikuidasi alat-alat orkes Pasar Ikan Belok Kiri ditambah dengan pinjam uang kiri-kanan, ikutlah Bang Zaitun dalam lelang mobil eks Meskapai Timah yang telah tamat riwayatnya itu. Mobil itu dulu dipakai untuk antar-jemput siswa-siswi sekolah Meskapai Timah.” Pembacaan selesai. Pengunjung pun bertepuk ceria.
Namun, pengunjung yang menyesaki toko buku itu datang bukan untuk menghadiri pementasan Iman Soleh. Sekali pun, penampilan dosen Sekolah Tinggi Seni Indonesia-STSI Bandung itu menjadi bagian penting pada rangkaian acara malam itu.
Tak bisa dielakkan lagi, para pengunjung, memang lebih menantikan “bapak” dari tetralogi Laskar Pelangi, Andrea Hirata, yang malam itu meluncurkan karya pamungkasnya, Mimpi-mimpi Lintang: Maryamah Karpov, buku terakhir dari Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, dan Edensor.
Iman Soleh membawakan Mozaik 11 dari novel Maryamah Karpov setebal 504 halaman itu yang dijual seharga Rp 79.000. Suara Iman Soleh pun menderu, meningkahi naskah dari buku yang dia bacakan, seperti suara bus Bang Zaitun yang diberi nama Dendang Gembira Suka-suka. Iman menjadi aku, si Ikal, yang menggambarkan Bang Zaitun sebagai pencinta sejati musik, “Musik dalam pandangannya, lebih dari sekadar hiburan.” Demikian gaya bahasa Andrea tentang musik, telah dibaca oleh Iman.

Menepati Janji
Andrea muncul setelah penampilan pembacaan itu. Dia tampil bersama dengan penulis skenario film Laskar Pelangi Salman Aristo, produser Putut Widjanarko, pemeran ayah Ikal di film, Mathias Muchus, dan pemeran Ibu Mus, Cut Mini.
“Setelah hampir dua tahun ditanya terus, pagi, siang, malam, akhirnya untukmu kawan, kupersembahkan Maryamah Karpov,” Andrea menyapa dengan bahasa khasnya, seperti di novel.
Lebih dari setahun lalu Andrea meluncurkan serial ketiga dari tetralogi ini, Edensor. Bukan karena kesulitan untuk menulis akhir dari perjalanan Ikal dalam pencarian cintanya, A Ling, maka Andrea butuh waktu selama itu.
Andrea mengungkapkan fenomena lain pemunculan karyanya. “Apabila waktunya digabungkan, mungkin (jarak antarbuku) tidak sampai satu bulan, tapi jeda di antaranya (penulisan) yang lama, terutama karena saya sangat menghormati kerja keras para sineas. Saya menjanjikan Maryamah Karpov akan terbit kalau (film) Laskar Pelangi sudah turun, tidak main lagi di bioskop. Dan sekarang, meskipun masih main, saya penuhi janjiku kawan, saya terbitkan malam ini,” kata Andrea.
Karya sastra bagaikan anak dari seorang pengarang. “Anak bungsu” Andrea ini sarat dengan muatan sosiologi Belitong, seperti Bang Zaitun tadi. Mengapa Andrea mamasukkan segmen Bang Zaitun si mantan pemain orkes Pasar Ikan Belok Kiri yang dikhianati organ tunggal, dan bahkan memilih adegan di naskah itu untuk dibacakan Iman Soleh dalam peluncurannya?
Tak lain tak bukan karena Andrea cinta musik. Ada banyak segmen musik yang diceritakan Andrea dalam tetralogi ini, dari Jim Morrison yang diceritakannya melalui karakter Arai di Edensor sampai dengan Bang Haji Roma Irama yang posternya terpampang di setiap kamar yang ditempati Ikal. Dan tidak mengejutkan jika pada peluncuran Maryamah Karpov, ia menyebutkan nama Slankers dalam persembahannya, selain dua keponakannya dan ibunya, Masturah. “Sebenarnya karya itu saya persembahkan untuk para Slankers karena saya mengagumi Slank. Mereka selalu mengatakan ‘work hard’,” katanya. “Bang Roma?” penonton penasaran. “Bang Roma pasti dong,” Andrea tertawa.

Kembali ke Titik Nol
Andrea mengaku kembali lagi ke titik nol, ketika ia menulis Laskar Pelangi. Ia sama sekali buta tentang sastra ketika itu, pengalaman menulis fiksinya nol besar. Laskar Pelangi pun ia buat awalnya bukan untuk diterbitkan, melainkan untuk Ibu Mus, karakter guru yang sangat inspiratif itu.
Ketika menulis Edensor, ada sedikit pengetahuan tentang novel dan sastra yang membuatnya terbebani. “Ketika menulis Maryamah Karpov, saya merem (tutup mata, red), pura-pura tidak tahu. Saya menulis dengan menangis, tertawa, menangis lagi, seperti ketika menulis Laskar Pelangi. Di suatu malam, saya tutup, saya ingat, saya seperti menulis Laskar Pelangi kedua,” kata Andrea.
Itu pula yang membuat Andrea merasa perlu banyak belajar. Sebuah pengalaman bagus ia dapatkan ketika soft launching Maryamah Karpov di Ubud Writers Festival 19 Oktober lalu. John Berendt, penulis Amerika Serikat yang mengarang Midnight in the Garden of Good and Evil, yang menulis 20 tahun baru menulis empat novel, sementara Andrea yang awalnya buta sastra dan baru menulis dalam empat tahun itu sudah menghasilkan empat novel. “Saya sedang mempertimbangkan dengan keras sekali untuk berhenti menulis. Saya musti banyak belajar, menulis buku bukan hal yang mudah,” katanya.

Dikutip dari blognya mrbambang & Sinar Harapan.

Selasa, 11 November 2008

OBAT STRESS

Beda orang luar negri dengan orang Indonesia?

Apa beda orang luar negeri dengan orang indonesia?

Jawab:

Orang Indonesia kalau ke negara mereka gak disebut bule. :D


Pengaruh iklan

Seorang gadis 17 tahun mengadu pada ibunya bahwa ia baru saja diperkosa oleh seorang preman.
Gadis: “Ibu, aku telah ternoda.”
Ibu: “Kalo gak ada noda, gak belajar donk!”
Gadis: “Tapi aku telah kotor, bu!”
Ibu: “Berani kotor itu baik.”
Gadis: ???!@:#*
SELAMAT TERTWA HE..HE..HE…. 4600 X


Ditilang Pak Polisi

Gw pnya tetangga namana Kosim, dia punya hobi berburu burung,
nah pada suatu hari kosim berangkat untuk berburu,
berhubung agak jauh Kosim berangkat degan mngendarai sepeda motor,
ketika di tengah perjalanan Kosim bertemu sama Pak Polisi,
kemudian polisi itu menyuruh Kosim berhenti.
Pak Polisi bertanya, “Mana Sim?”
Kosim menjawab “Cari burung Pak!”
Polisi bertanya lagi “Mana Sim?”
Kosim: “Cari burung pak.!!”
Polisi: “Mana Siiim…”
Kosim: [...]



3 Vampir Unjuk Taring

Pada suatu hari 3 vampir lagi unjuk taring atas kehebatannya masing-masing dalam hal menghisap darah dan membunuh mangsa.
“Kebetulan nih malem dingin banget, gue jadi laper neh” celetuk vampir pertama.
“Gimana kalo kita adu kekuatan, siapa yang paling cepet ngisep darah” tanya vampir kedua..
“Okeh…!!!”
“Gue duluan” kata vampir pertama…
Lalu…whuuusssss…vampir pertama melesat..gak lama, selang lima menit dia kembali lagi [...]


TRIK SUKSES OBAMA

info ini gw ambil dari inilah.com


Hade dan Obama sukses lewat dunia maya.

INILAH.COM, Jakarta – Masyarakat politik Indonesia mendadak terperangah ketika perolehan suara Ahmad Heryawan-Dede Yusuf (Hade) melejit meninggalkan dua pasang pesaingnya yang diusung partai besar dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat. Dalam waktu yang hampir bersamaan, dunia juga terperanjat ketika nama Barack Obama tiba-tiba melambung.

Dua figur muda di dunia politik itu memang punya kiat sukses yang relatif sama. Kuncinya ada di keyboard, Sukses Senator Illinois Barack Obama meraih banyak dukungan adalah karena ia cerdik memanfaatkan media internet untuk berkampanye, selain juga media konvensional seperti televisi.

Namun, dukungan suara dari rakyat Amerika melalui dunia maya ini begitu massif, sehingga ia mampu mengungguli popularitas rivalnya, Senator New York Hillary Clinton. Dari internet pula Obama mendapat sokongan dana dari donor independen. Meski secara perorangan sumbangan itu kecil, tapi menjadi menggunung setelah jaringan yang dibangun Obama meluas.

Buktinya terlihat dari jumlah donor yang menyumbang untuk kampanye kandidat presiden kulit hitam itu. Berdasarkan data di tim kampanye Obama, tercatat 1,3 juta donor telah memberikan sumbangan dana. Sebagian besar dilakukan melalui internet.

Begitu banyaknya donor yang menyumbang, membuat kubu Obama kebanjiran uang hingga US$ 131 juta selama tiga bulan pertama tahun ini. Sementara Hillary hanya kebagian US$ 70 juta.

Jangan bandingkan dengan John McCain. Calon Republik ini jauh tertinggal dalam perolehan dana kampanye. Selama Januari hingga Februari, McCain hanya meraih US$ 23 juta, sementara perolehan Maret belum diumumkan.

Bukti bahwa Obama jauh lebih popular dibandingkan lawan-lawannya didukung oleh manajer kampanye Obama, David Plouffe. "Banyak dari donor kami yang menyumbangkan secara sukarela untuk kampanye ini. Ini menjadikan kampanye kami sebagai pasukan akar rumput terbesar dalam sejarah,” katanya.

Begitu juga rahasia kemenangan Hade. Kunci suksesnya ternyata juga terletak dalam kepiawaian mereka memanfaatkan keyboard. Ketika mereka resmi dicalonkan jadi calon gubernur/wakil gubernur Jawa Barat, ‘mesin politik’ berupa mailing list langsung bergerak.

Informasi yang diterima INILAH.COM menyebutkan, terdapat 207 kanal mailing list yang digunakan Hade untuk berkampanye. Antara lain pk-bandung@egroups.com, pk-bandung-subscribe@egroups.com, pk-dpd-bogor@egroups.com, pk-info@egroups.com, pk-info-subscribe@egroups.com, pk-oz@egroups.com, pk-oz-subscribe@egroups.com, pk-timur@egroups.com, dan pk-timur-subscribe@egroups.com.

Mesin di jaringan internet inilah yang selama 24 jam setiap hari 'bergerak' di gugusan dunia maya. Segala program, diskusi, dan forum lain yang isinya untuk kepentingan memenangkan Hade, 'ditancapkan' ke dalam otak setiap netter. Hasilnya memang luar biasa. Perolehan suara Hade mengungguli kedua rivalnya.

"Kami tidak punya cukup dana untuk kampanye," kata Dede Yusuf dalam sebuah wawancara di televisi. Rupanya ia ‘bergerilya’ melalui internet.

Partai Keadilan (PK) teridentifikasi sebagai partai yang paling aktif menggunakan internet untuk menggerakkan massanya. Umumnya mailing list Partai Keadilan cukup mudah diidentifikasi, karena menggunakan awalan PK di awal nama mailing list-nya, seperti, partai-keadilan (534 orang), PK_Linkbisnis (528 orang), pk-bandung (167 orang), pkjaksel (114 orang), pk-pesanggrahan (107 orang), dan yang terbesar adalah pk-info (1064 orang).

Umumnya trafik e-mail sedang sekitar 50-100 mail per bulan, hanya partai-keadilan yang mempunyai trafik mail sangat tinggi hampir mendekati 1.000 e-mail per bulan. Ini menunjukkan keaktifan gerakan Partai Keadilan (PK) secara umum di dunia maya dibandingkan dengan partai-partai lainnya yang masih bertumpu pada paradigma lama.

Setelah konsentrasi massa dan topik teridentifikasi, bagian yang paling seru adalah mengidentifikasi siapa saja pemain kunci atau pimpinannya, serta pola pergerakan dan penetrasi ke dalam komunitas. Hal ini lebih sulit dilakukan dalam waktu yang singkat dengan sekian banyak komunitas Indonesia di internet.

Lima mailing list tertua dengan massa di atas 100 orang, adalah net-trade (346 orang, tentang bisnis), labs-feusakti (125 orang, tentang ilmu pengetahuan), indosexxx (3722 orang, tentang pornografi), reformed (100 orang, tentang keagamaan), dan yang tertua adalah trade (155 orang, tentang bisnis).

Umumnya trafik e-mail mereka sedang-sedang saja, sekitar 50-80 e-mail setiap bulan. Hanya net-trade yang menunjukkan trafik yang cukup tinggi mendekati 600 mail per bulan.

Jadi, bila pasangan calon ingin menang dalam pilkada berikutnya, cobalah ber-mailing list ria.

Andrea Hirata: Sastrawan dari Kampung Belitong



NOVELIS TERKEREEEEEENNNNNN



INI kisah nyata tentang sepuluh anak kampung di Pulau Belitong, Sumatera. Mereka bersekolah di sebuah SD yang bangunannya nyaris rubuh dan kalau malam jadi kandang ternak. Sekolah itu nyaris ditutup karena muridnya tidak sampai sepuluh sebagai persyaratan minimal.

Pada hari pendaftaran murid baru, kepala sekolah dan ibu guru satu-satunya yang mengajar di SD itu tegang. Sebab sampai siang jumlah murid baru sembilan. Kepala sekolah bahkan sudah menyiapkan naskah pidato penutupan SD tersebut. Namun pada saat kritis, seorang ibu mendaftarkan anaknya yang mengalami keterbelakangan mental. Semua gembira. Harun, nama anak itu, menyelamatkan SD tersebut. Sekolah pun tak jadi ditutup walau sepanjang beroperasi muridnya cuma 10 orang.

Kisah luar biasa tentang anak-anak Pulau Belitong itu menjadi novel dengan judul Laskar Pelangi (LP) oleh Andrea Hirata, salah satu dari 10 anak itu. Banyak orang memuji novel memoar tersebut karena jalinan ceritanya yang memikat sekaligus penuh muatan nilai moral. "Mengharukan...," kata Korrie Layun Rampan. "Menarik...," komentar Sapardi Djoko Damono. "Menyentuh...," kata Garin Nugroho.

Pujian dari mereka menjadi jaminan bahwa LP yang kemudian berkembang menjadi novel tetralogi itu memang memiliki nilai lebih. Pembaca bukunya semakin menegaskan pujian itu. Tiga judul yang sudah terbit yakni Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, dan Edensor menempati posisi best seller dengan angka penjualan lebih dari 100 ribu kopi. Buku pertama yakni Laskar Pelangi bahkan sudah diterjemahkan dalam bahasa Melayu dan diterbitkan di sejumlah negara di Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand, Singapura, dan Myanmar. Dan tak lama buku LP akan diterbitkan di Eropa dan Amerika Serikat, tentu dalam terjemahan bahasa Inggris.

Karya debut ini membuat pemilik nama lengkap Andrea Hirata Seman Said Harun yang dipanggil Ikal oleh teman-temannya menjadi semacam selebritis baru di jagad sastra Indonesia. Meski hal itu dibantah mati-matian olehnya, paling tidak sejumlah penghargaan berkat novel itu telah diterimanya, yang terbaru Aisyah Award dari Muhammadiyah. Buku ketiga Edensor juga masuk nominasi Khatulistiwa Literary Award 2007 untuk kategori prosa. Bahkan sutradara kawakan Riri Riza dan produser Mira Lesmana sudah siap menggarap kisah LP ke layar lebar.

Menariknya lulusan Master of Science dari Universite de Paris, Sorbonne, Perancis dan Sheffield Hallam University, Inggris itu belum pernah menulis buku sastra. Sebaliknya tesis ilmiah Andrea di kedua universitas itu merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama karya orang Indonesia. Buku ini telah beredar sebagai referensi ilmiah. Hal itu terungkap dalam wawancara staf PT Telkom Bandung yang bertutur kata halus dengan SP. Berikut petikan wawancara yang berlangsung belum lama ini di Jakarta :

Sejumlah pembaca Laskar Pelangi mengaku novel ini menyegarkan sekaligus mengharukan. Ide apa yang melatarbelakangi penulisan novel ini?

Buku Laskar Pelangi (LP) pada awalnya bukan untuk diterbitkan. Niat saya untuk menulis buku ini sudah ada sejak saya kelas 3 SD, ketika saya demikian terkesan pada jerih payah kedua guru SD saya Ibu Muslimah dan Bapak Harfan Effendi, serta 10 sahabat masa kecil saya, yang disebut Kelompok "Laskar Pelangi". Buku LP saya tulis sebagai ucapan terima kasih daan penghargaan kepada guru dan sahabat-sahabat saya itu. Seorang teman, tidak sengaja menemukan draf buku itu di kamar kos saya, dan diam-diam mengirimkannya pada penerbit. Sampai hari ini saya masih heran ternyata buku LP masih merupakan buku laris.

Masa kecil anda benar-benar seperti di Laskar Pelangi?

Masa kecil saya dan para tokoh di LP hidup di sebuah komunitas buruh tambang di Belitung. Kami tuh native di sana. Kami mengalami seperti apa yang saya ceritakan dalam Laskar Pelangi. Jadi, ada pendidikan dimana pendidikan hanya bisa diikuti oleh anak-anak para pegawai dalam pangkat tertentu. Kemudian ada fasilitas yang hanya bisa dimasuki orang-orang dengan kelas sosial tertentu. Saya rasa, sekarang kita bisa melihat hal tersebut sebagai sebuah pelanggaran HAM. Itu terjadi dalam masa kecil kami.

Mengapa masa kecil yang penuh penderitaan itu begitu membekas dalam diri Anda?

Masa kecil itu penuh dengan magical moments. Masa kecil kan membentuk kita pada hari ini. Apa yang kita lakukan hari ini, bagaimana persepsi kita terhadap hidup ini, semua terbentuk saat masa kecil. Dan saya merasa beruntung masa kecil saya dilalui di sekolah Muhammadiyah, sebuah sekolah miskin dan puritan, tapi saya rasa bagaimana saya melihat perspektif hidup saya sekarang, itu adalah bagaimana saya melalui masa kecil saya di sekolah itu. Bagaimana saya melihat persahabatan. It's magic! Saya selalu merasa beruntung, dan saya selalu merasa punya tempat untuk pulang. Bertemu dengan guru tercinta dan sahabat-sahabat saya, Laskar Pelangi.

Berapa lama Anda menyelesaikan novel ini?

Saya memang sejak dulu ingin menulis, tetapi sebelum menulis LP saya sama sekali tidak pernah menulis sastra. Bahkan cerpen pun belum pernah. Saya hanya menulis, berkontemplasi, mengingat untuk buku itu. Tiga minggu selesai. Memang banyak yang mempertanyakan hal tersebut, sampai dalam suatu forum milis dikatakan saya menulis dalam keadaan trance,

di luar kemampuan saya. Apalagi mengingat novel itu sangat tebal 529 halaman. Dan saya tidak memiliki latar belakang sastra. Ini merupakan novel saya yang pertama. Namun kembali saya ingatkan LP adalah sebuah memoar. Oleh karena itu, setiap lembarnya sudah ada di kepala saya sejak lama.

Soal latar belakang dan lokasi kejadian, Anda cukup detail dalam novel ini. Semua nyata? Atau ada juga imajinasi di dalamnya ?

LP adalah sebuah memoar, oleh karena itu semua karakter dan kejadiaanya adalah nyata. Cara menulis saya memang cenderung detail, karena saya tertarik memberi gambaran yang filmis pada para pembaca. Tentu novel adalah sebuah karya sastra, dan sastra tidak dapat dipisahkan dengan imajinasi. Imajinasi dalam LP tidak dimanifestasikan dalam bentuk mereka-reka karakter dan kejadian, tetapi di dalam cara menceritakan

Dalam bertutur Anda begitu detail. Apakah Anda melakukan survei data untuk penulisan novel ini?
Tentu saja, tetapi saya terbantu karena LP adalah memoar, artinya saya sudah memiliki informasi yang mengendap di kepala saya. Riset yang paling intensif adalah saya harus mengkonfirmasikan lagi beberapa hal yang berkenaan dengan Biologi, Fisika, dan Kimia waktu mendeskripsikan karakter Lintang yang jenius. Juga ketika mendeskripsikan anatomi kandungan material tambang di Belitong.

Ini karya sastra debutan Anda. Bagaimana penulis pemula seperti Anda dapat membuat novel yang begitu baik dan menuai pujian di mana-mana?

Saya bukan pembaca sastra yang fanatik. Hanya sedikit buku sastra yang saya baca. Saya lebih banyak membaca buku ilmiah, teori ekonomi, pokoknya tentang ilmu pengetahuan. Namun ternyata buku sains memberi kontribusi yang besar dan membuat saya kuat dalam hal penulisan kontekstual. Bahkan menurut saya ilmuwan itu sangat sastrawi. Saya juga percaya orang Melayu terlahir sebagai penyair, story telling yang ulung. Ada peribahasa kalau kau pinjamkan uang pada orang melayu, akan putus perkara. Tapi kalau kau pinjamkan dia kata, maka akan berpanjang cerita.

Dari memoar, Anda kemudian menulis hingga menjadi tetralogi. Bagaimana itu bisa terjadi?

Setelah melihat reaksi pembaca, saya mulai berpikir ternyata menulis buku bisa memberi pengaruh secara luar biasa. Terpikir untuk membuat tetralogi, itu bukan karena dorongan pasar. Saya hanya ingin memberi semangat pada penulis baru untuk jangan takut menghasilkan karya. Sebab buku punya nasib sendiri. Saya tahu menulis itu tidak mudah. Maka saya tidak punya pandangan tentang hal mendasar dalam teknis menulis. Pandangan saya adalah mengenai apresiasi. Dalam hal ini saya rasa karya dari seorang penulis bukan hanya persoalan bagaimana masyarakat akan menghargai tulisannya, tapi bagaimana ia sebagai penulis akan menghargai dirinya sendiri. Artinya, jika ia menghargai dirinya sendiri, hendaknya ia menulis sesuatu yang memiliki integritas. Tidak melulu patuh pada tuntutan pasar.

Berarti ada pesan lain ketika anda menulis LP, tak hanya sekadar memoar?

LP adalah buku tentang orang Indonesia kebanyakan. Di dalamnya ada kisah cinta, hubungan dengan teman, keinginan untuk maju, rasa percaya diri. permbaca meliha dirinya sendiri di buku itu. Buku LP membua tana kuat menertawakan kemiskinan, memparodikan tragedy sehingga anda bertenaga kembali. Agar orang jangan mudah berputus asa. Belajarlah dengan betul, itu sebenarnya pesan utama saya. Klasik sebenarnya, tapi dengan bercontoh dari Laskar Pelangi, kesulitan apapun terutama dalam masalah pendidikan, bisa diatasi. Buktinya, anggota Laskar Pelangi bisa survive. Pokoknya don't give up. Kalaupun harus bekerja, atau menjual, ya pokoknya apa saja, lakukanlah untuk mendapatkan pendidikan. Kemiskinan bukan alasan untuk berhenti belajar. Pendidikan itu penting untuk perubahan.

Apa obsesi Anda setelah menjadi penulis dengan karya best seller?

Saya pegawai BUMN, saya ingin mempromosikan ke kalangan birokrat agar banyak membaca buku sastra untuk mengaktifkan otak kanan mereka. Sebab dewasa ini kebijakan harus bersifat kreatif , sebab jika terlau banyak menjanjikan masyarakat akan semakin skeptis. Saya masuk ke dalam birokrat karena saya melihat itu satu-satunya cara untuk berbuat dalam memecahkan berbagai masalah yang selama ini kita lihat di dalamnya. Di mata saya apabila bangsa ini ingin berubah, orang yang ada di dalam posisi strategis harus berkorban demi sesuatu yang lebih baik ke depan. Itu yang coba saya lakukan. Saya ingin melawan jargon anda jujur anda hancur. Sebaliknya say aingin buktikan anda jujur anda prevail. Sebab cepat atau lambat kemenangan akan memihak kebenaran. Itu yang guru saya ajarkan. Persoalannya hal itu tidak mudah, sehingga saya sering merasa kesepian di tengah keramaian.

Pewawancara: Stevy Widia