Jumat, 04 Juli 2008

laskar pelangi = andrea hirata

Walaupun sudah ketinggalan, tapi gw gak perduli. Membaca laskar pelangi merupakan keasikan tersendiri. Meskipun membaca di sela2 waktu padat, bekerja seharian, tapi rasanya hati terpaut dengan novel keren ini.

Ini novel yang bener2 bikin penasaran, selain novel2 karya HABIBURAHMAN EL SHIRAZY, keduanya patut diacungin jempol. Masing2 punya kekuatan tersendiri.

Namun kali ini gw gak ngebahas kang Abik, tapi gw pilih membahas bang Ikal.
Gw tersihir oleh metafora yang digunakan bang Ikal di setiap paragraph. Metaforanya ngena' banget. alur ceritanya rinci. Deskriptif.

Cara menulis novel semacam ini, gw teringat buku karangan A.S. Laksana, (www.as-laksana.blogspot.com) seorang pendiri dan pengajar pada sekolah penulisan kreatif Jakarta School yang pernah menulis novel "bidadari yang mengembara" yang memenangkan sayembara Sastra Tempo tahun 2004, yang gw pernah beli bukunya berjudul "menulis kreatif", sepertinya semua yang disarankan dalam buku tersebut, diikuti dengan baik oleh bang Ikal.

Cerita yang membumi, walaupun dengan banyak sedikit hal musykil, tetapi tetap mempunyai greget. Gw selalu dan selalu ditarik untuk melihat bab2 selanjutnya. KEREN ABEZZZ....



Tokoh Lintang, Mahar, Sahara, A kiong, Trapani, dan lain2nya dideskripsikan secara lugas dan tak tertandingi.

Bejibunnya komentar org2 top tentang novel ini membuat gw semakin yakin bahwa novel ini mempunyai kekuatan dalam cerita dan sastra...

GUTLAK, BANG IKAL. (www.sastrabelitong.multiply.com)

Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah

Sunday, 18 February 2007

Halal Guide -- Setiap pasangan suami-istri tentu mendambakan bayi mereka lahir normal, yaitu berat lahir antara 2.500-4.000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat.



Namun, ada kalanya keinginan tersebut tidak terwujud, misalnya bayi lahir kurang bulan atau bayi berat lahir rendah (BBLR). Kenyataan ini sebetulnya jangan menjadikan orang tua patah semangat, karena kemajuan teknologi kedokteran dan didukung kemauan keras orang tua yang memiliki BBLR, maka bayi itu dapat bertahan hidup.

Tulisan ini dimaksudkan untuk memberi informasi, edukasi kepada masyarakat awam dalam rangka. Hari Anak Nasional dan Ulang Tahun Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram, tanpa memandang usia kehamilan. BBLR dibedakan menjadi dua bagian: pertama, BBL sangat rendah bila kahir berat lahir kurang dari 1.500 gram, dan kedua, BBLR bila berat lahir antara 1.501-2.499 gram

Penyebab BBLR sangatlah multifaktorial, antara lain asupan gizi ibu sangat kurang pada masa kehamilan, gangguan pertumbuhan dalam kandungan (janin tumbuh lambat), faktor plasenta, infeksi, kelainan rahim ibu, trauma, dan lainnya.

Pada saat persalinan, BBLR mempunyai risiko kurang menyenangka, yaitu asfiksia atau gagal untuk bernapas secara spontan dan teratur saat atau beberapa menit setelah lahir. Hal itu diakibatkan faktor paru yang belum matang. Risiko lainnya adalah hiportemia (suhu tubuh 6,5 167 C). Karena itu, perhatian dan pelayanan atau perawatan BBLR dimulai sejak lahir dan sebaiknya persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan dan dilakukan di puskesmas, rumah sakit, atau rumah sakit bersalin)

Perawatan BBLR

Prinsip penting dalam perawatan BBLR setelah lahir adalah mempertahankan suhu bayi agar tetap normal, pemberian minum, dan pencegahan infeksi. Bayi dengan BBLR juga sangat rentan terjadinya hiportemia, karena tipisnya cadangan lemak di bawah kulit dan masih belum matangnya pusat pengatur panas di otak. Untuk itu, BBLR harus selalu dijaga kehangatan tubuhnya.

Cara paling efektif mempertahankan suhu tubuh normal adalah sering memeluk dan menggendong bayi. Ada suatu cara yang disebut metode kangguru atau perawatan bayi lekat, yaitu bayi selalu didekap ibu atau orang lain dengan kontak langsung kulit bayi dengan kulit ibu atau pengasuhnya dengan cara selalu menggendongnya. Cara lain, bayi jangan segera dimandikan sebelum berusia enam jam sesudah lahir , bayi selalu diselimuti dan ditutup kepalanya, serta menggunakan lampu penghangat atau alat pemancar panas.

Minum sangat diperlukan BBLR, selain untuk pertumbuhan juga harus ada cadangan kalori untuk mengejar ketinggalan beratnya. Minuman utama dan pertama adalah air susu ibu (ASI) yang sudah tidak diragukan lagi keuntungan atau kelebihannya. Disarankan bayi menyusu ASI ibunya sendiri, terutama untuk bayi prematur. ASI ibu memang paling cocok untuknya, karena di dalamnya terkandung kalori dan protein tinggi serat elektrolit minimal.

Namun, refleks menghisap dan menelan BBLR biasanya masih sangat lemah, untuk itu diperlukan pemberian ASI peras yang disendokkan ke mulutnya atau bila sangat terpaksa dengan pipa lambung. Susu formula khusus BBLR bisa diberikan bila ASI tidak dapat diberikan karena berbagai sebab. Kekurangan minum pada BBLR akan mengakibatkan ikterus (bayi kuning)

BBLR sangat rentan terhadap terjadinya infeksi sesudah lahir. Karena itu, tangan harus dicuci bersih sebelum dan sesudah memegang bayi, segera membersihkan bayi bila kencing atau buang air besar, tidak mengizinkan menjenguk bayi bila sedang menderita sakit, terutama infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan pemberian imunisasi sesuai dengan jadwal.

Untuk tumbuh, BBLR harus mendapat asupan nutrien berupa minuman mengandung karbohidrat, protein, lemak, serta vitamin yang lebih dari bayi bukan BBLR. Penting dipertahikan agar zat tersebut betul-betul dapat digunakan hanya untuk tumbuh, tidak dipakai untuk melawan infeksi. Biasanya BBLR dapat mengejar ketinggalannya paling lambat dalam enam bulan pertama.